Feeds:
Pos
Komentar

Tempat tidur kita lebih empuk, tapi kenapa tidur kita tidak lebih nyenyak dibanding orang tua kita dulu yang hanya tidur di atas tikar.

Rumah kita lebih luas, banyak kamarnya, tapi kenapa tidak terasa lapang dan menenangkan dibanding orang tua kita dulu yang hanya punya rumah sempit dan terbatas.

Mobil, motor, kendaraan kita lebih hebat, tapi kenapa perjalanan yang kita lakukan terasa lama, lambat, menyesakkan dibanding orang tua kita dulu yang kemana-mana jalan kaki.

Makanan kita lebih lezat dan berlimpah, tapi kenapa tidak menyehatkan secara fisik maupun jiwa dibanding orang tua kita dulu yang makan seadanya, terbatas pula.

unduhan

Semua teknologi membuat kita menghemat banyak hal, masak air pakai dispenser, nyuci pakai mesin cuci, semua bisa dihemat waktunya, tapi kenapa, kita selalu merasa kurang, selalu dikejar-kejar waktu dibanding orang tua kita dulu yang semua serba manual.

Hari ini, kehidupan modern terasa begitu megah, hebat dan canggih, tapi sungguh, kenapa kita semakin beringas, sikut2an, ambisius, dibanding orang tua kita dulu yang kuno dan tertinggal.

Hari ini, kehidupan modern terasa begitu menakjubkan, hotel mewah, pesawat mewah, internet cepat, komunikasi melesat, semua ada, tapi entah kenapa, kebahagiaan tidak kunjung menetap di hati kita, kita lebih sibuk pamer, saling mengumumkan, dibanding orang tua kita dulu yang bahkan tidak punya listrik di rumahnya.

Apa yang hilang dari kehidupan kita?
Boleh jadi: keberkahan.
Telah lama pergi. Meninggalkan kita.

Tere Liye

Quote of Today

Bukan cinta jika tidak meneteskan airmata, sedih luar biasa atau bahagia tak terhingga…(Hilbram Dunar)

Suatu sore,

Seorang pria bijak memasuki sebuah cafe dan mulai menceritakan sebuah lelucon yang membuat semua orang di dalam cafe itu tertawa.

Beberapa saat kemudian Pria itu mengulangi cerita lucunya, Namun kali ini hanya beberapa orang saja yang tertawa. Itupun sebagian adalah orang-orang yang baru saja memasuki kafe tersebut.

Lima menit kemudian pria itu kembali menceritakan lelucon yang sama, dan ternyata tidak ada satu orang pun yang tertawa.

Pria tersebut kemudian tersenyum lebar, sambil berkata, “Bila anda semua tidak bisa tertawa berulang-ulang pada lelucon yang sama, lalu mengapa anda terus menangis dan bersedih berulang-ulang pada masalah yang sama?”

Janganlah kita berlarut dalam kesedihan dan masalah. Karena di dalam setiap kesedihan itu ada bahagia yang tengah menanti. Dan di setiap masalah pasti ada jalan keluar yang bisa di dapat. Jika satu pintu tertutup, maka pasti pintu lainnya akan terbuka..

Namun sayangnya kita terbiasa hanya FOKUS pada pintu yang tertutup sehingga mengabaikan pintu yang terbuka..

Bahwa kesusahan yang dalami kemarin cukuplah untuk kemarin. Masalah dan kesusahan, adalah tanda bahwa Tuhan sedang memperhatikan dan membimbing kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dewasa, lebih kuat dan lebih bijak. Jalani hidup dengan kepala tegak, tatap masa depan dan terus melangkah hingga sampai pada tujuan yang sejati.

-Anonymous-

Bismillah, Aku bisa !!!

preview

“Maka sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai, maka tegaklah.Dan hanya kepada Tuhanmu, hendaklah engkau berharap” (Al-Insyirah: 5-8)

Kalau kita berbuat kebaikan kepada manusia, mungkin di awal awal kebaikan yang kita lakukan padanya ia akan merasa sangat senang dan mengucapkan banyak terima kasih. Namun ketika kebaikan itu berulang ulang&rutin dilakukan, lama kelamaan “rutinitas kebaikan” itu akan dianggap menjadi suatu hal yang biasa baginya. Mungkin memang tetap akan mengucapkan terima kasih, namun rasa senangnya menjadi akan sangat biasa saja.

Butuh dosis kebaikan yang lebih tinggi untuk membuatnya kembali merasa senang atas kebaikan yang kita lakukan seperti yang dia rasakan di awal awal. Karena memang sudah fitrah manusia selalu merasa tidak puas dan menginginkan kepuasan yang lebih tinggi lagi dan lagi atas apa yang sudah didapat, termasuk pula dalam hal kebaikan.

Oleh karenanya Agama mengajarkan jangan pernah berharap balasan dari manusia atas setiap kebaikan yang kita lakukan padanya. Karena Ia tahu bahwa sifat manusia seperti itu. Ia mengajarkan agar hanya berharap balasan dari-Nya semata, karena hanya Ia yang mampu memberikan balasan yang setimpal. Bahkan untuk setiap kebaikan kecil yang kita lakukan sekalipun, apabila dilakukan terus menerus secara rutin maka memiliki keutamaan yang lebih utama dibandingkan melakukan sebuah kebaikan besar namun sesekali.

Jadi di saat rutinitas kebaikan yang kita lakukan pada orang lain, apabila kita berharap balasan dari manusia maka ia cenderung hanya akan mengganggap kebaikan tersebut sebagai hal yang biasa baginya sedangkan apabila kita berharap balasan dari-Nya, maka ia akan memiliki nilai yang jauh lebih utama.

Walaupun akan sangat manusiawi sekali ketika kita menginginkan balasan  dari orang lain atas kebaikan yang  kita lakukan padanya sebagai sebuah bentuk apresiasi.

Gambar

Dear Allohku,,
Genggam aku,
di kala dunia menawarkan sejuta kenikmatan
Yakinkan bahwa kenikmatan yang ada di dunia ini tidak bernilai apa apa dibandingkan kenikmatan yang Kau janjikan di Syurga kelak…
 
Dear Allohku,,
Tetap berada di dekatku,
Kala kenikmatan dunia melenakanku dengan sejuta gemerlapan
Yakinkan bahwa semua gemerlap itu hanyalah semu belaka,,,
 
Dear Allohku,,
Bantu kuatkan aku,
di kala bahu ini sudah tidak lagi mampu untuk menopang dera ujian Dunia,,
Yakinkan bahwa bersama setiap ujian yang Kau berikan, akan selalu ada kemudahan..
 Gambar
  Lanjut Baca »

Aku ingin melupakanmu dengan sederhana,

seperti dermaga yang terbiasa melepas kapal berlayar.

Aku ingin melupakanmu dengan sederhana,

seperti obrolan basa basi dalam bus kota.

Aku ingin melupakanmu dengan sederhana,

karena kamu telah membuatku jatuh cinta dengan sederhana

Karena kamu adalah pribadi yang sederhana..

Dan aku jatuh cinta pada kesederhanaanmu..

Diriwayatkan, bahwa:
Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan Sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di Dunia, mereka bertanya tentang Sahabat Mereka kepada اللّهُ سبحانه و تعالى ..

“Yaa Rabb.. Kami tidak melihat Sahabat-sahabat kami yang sewaktu di Dunia, Shalat bersama kami, Puasa bersama kami dan berjuang bersama kami,”

Maka اللّهُ سبحانه و تعالى berfirman:

“Pergilah ke neraka, lalu keluarkan Sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah.” (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab “Az-Zuhd”)

Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Perbanyaklah Sahabat-sahabat Mu’min-mu, karena Mereka memiliki Syafa’at pada hari kiamat.”

Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada Sahabat-sahabatnya sambil menangis,

“Jika kalian tidak menemukan aku nanti di Surga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada اللّهُ تعالى tentang aku, “Wahai Rabb Kami.. hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu.”

Dear Sahabat Ku.. Mudah-mudahan dengan ini, dapat menjadi ikhtiarku Mengingatkanmu Tentang اللّهُ تعالى ..Agar aku dapat besertamu kelak di Surga & Ridha-Nya..

ْAku Memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku Sahabat-Sahabat yang selalu mengajakku untuk Tunduk Patuh & Taat Kepada Syariat-Mu..

Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat dengan-Mu.. آمِيّنْ… آمِيّنْ… يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ

Cuplikan kajian Ust. Badrusalam, Lc.

Gambar

Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ??  Ya, itulah kesimpulan kalimat yang hendak saya tuliskan sebagai kalimat pembuka pada awal tulisan blog ini. Karena setelah sekian bulan masa pencarian, akhirnya pada bulan Mei ini saya bekerja juga. A suprising present on wonderful birthday :-)

Semua berawal di awal November akhir tahun lalu ketika saya lulus kuliah dari Fakultas Hukum salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Tengah, saya mulai disibukkan mencari pekerjaan sebagaimana lazimnya para kebanyakan mahasiswa yang sudah lulus kuliah. Ketika membaca bahwa saya mencari pekerjaan, mungkin akan timbul pertanyaan: Kenapa tidak mencoba wirausaha saja ? kenapa tidak mencoba menjadi pengusaha saja yang malah nanti akan menciptakan lapangan kerja, which mostly people call it as Job Creator, not Job Seeker ? Kamu kan seorang sarjana, bla bla bla… dan serentetan pertanyaan lainnya yang mungkin ditanyakan oleh beberapa orang.

Ah, sudahlah, kali ini saya sedang tidak mood untuk berdebat mengenai masalah ini. Bagi saya setiap orang punya pilihan dalam menentukan masa depannya dan untuk saat ini saya memilih untuk mencari pekerjaan. Karena ketika di bangku kuliah kemarin, saya merasa hanya mendapat ilmu yang masih serba tanggung yang menurut saya hanya bisa “digenapkan” ketika saya bekerja. Banyak hal yang masih ingin saya peroleh terkait mata kuliah yang pernah saya pelajari di bangku kuliah kemarin. Dan yang terpenting harus SPESIFIK ! Karena saya paham betul bahwa ilmu hukum yang saya pelajari di bangku sarjana tersebut masihlah sangat umum. Karena saya juga sadar betul bahwa ilmu hukum itu amat sangat luas dan beririsan dengan berbagai aspek ilmu lainnya,

Perjalanan pertama saya dalam mencari pekerjaan dimulai dengan mencoba peruntungan pada JOBFAIR yang diadakan oleh salah satu PTN di Yogyakarta. Ada puluhan perusahaan yang ikut menjadi peserta Job Fair di sana. Keberadaan puluhan perusahaan tersebut tidak lantas membuat saja “mengobral” ijazah dan CV saya dengan mendaftar ke banyak perusahaan. Saya orang yang cukup selektif dalam meng-attach CV ke perusahaan. Seingat saya hanya ada beberapa perusahaan seperti BRI, Mandiri, BCA, Pama Persada. Bumitama, Hutama Karya, dan Adaro. Mungkin akan ada yang bertanya : kayaknya pas JOBFAIR tersebut ada Pertamina juga deh, gak daftar ?? Hmm, I would say : No, thanks, saya masih sakit hati dengan Pertamina yang telah “menolak” saya saat mengikuti seleksi di tahap akhir medical check up pertengahan 2012 kemarin.

Lanjut Baca »

Rabb, izinkan kami gelisah. 
Jika itu bermanfaat, maka buatkanlah agar kami berhenti di titik itu,,, di situ saja.
dengan mengesakan-Mu dalam harap.
Karena kami makin tahu,
berharap pada manusia atau menggantungkan diri pada mereka hanya akan menimbulkan kekecewaan yang kadang bertubi…
Rabb, izinkan kami belajar kesantunan, lisan yang baik. 
Agar sahabat yang kami cintai,
tak sakit hati, atau hilang harga diri saat kami menyampaikan cinta dalam nasihat.
Rabb, berilah kami kepekaan..
Agar saudara kami tak perlu berteriak saat menyampaikan rasa cinta dalam nasihatnya..
Tapi cukup hanya dengan isyarat mata, raut muka atau bisik kecil yang menggetarkan… (DDU)

Di bulan April ini saya hanya ingin memposting sesuatu yang coba saya sugestikan untuk diri saya sendiri :

Cinta itu memaafkan,

Sesakit hati apapun kita disakiti oleh orang yang kita cintai, cinta itu memaafkan,

Sepedih apapun kita dikhianati oleh orang yang kita sayangi,  cinta itu memaafkan,

Semarah apapun kita pada orang yang sangat dekat dengan kita, cinta itu memaafkan,

karena cinta itu pengorbanan, karena cinta itu memberi, karena cinta itu sabar, karena cinta itu mengalahkan rasa benci,

karna cinta itu,,,,

karena memaafkan itu cinta..

Teruntukmu yang telah mengajarkanku tentang cinta dan kasih sayang dalam persaudaraan, namun entah mengapa seringkali saja menyakiti…

forgive

FORGIVENESS is not something we do for others. We do it for ourselves to GET WELL and MOVE ON

Kita hidup di tengah-tengah khalayak yang slalu berbaik sangka..

Alangkah berbahayanya terlalu percaya pada baik sangka mereka,

membuat kita tak lagi jujur pada diri bahwa kita tak seindah prasangka itu….

Tapi keinsyafan membuat kita berpikir, bersediakah mereka tetap menjadi saudara saat tahu siapa kita sebenarnya..

Bersediakah dia untuk tetap menjadi sahabat saat tahu bahwa hati kita tak setulus apa yang disangkakan atau bahkan penuh noda dan karat..

Dan bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan persaudaraan ketika tahu bahwa iman kita berlubang-lubang..

Inilah bedanya kita dengan sang Nabi, ia di percaya karena di kenal sbagai Al-amin, orang yang terpercaya….

Sementara kita dipercaya justru karena mereka semua tidak mengenal kita.. yang ada hanya baik sangka..

Sebab pikiran punya jalan nalarnya masing-masing,

maka terkadang mereka bertemu atau berpapasan

sesekali bersilang, berhimpitan bahkan bertabrakan

syukurlah kita punya ruh-ruh yang diakrabkan Iman..

(Dalam Dekapan Ukhuwah)

Jangan Habiskan

Jangan habiskan air mata menangisi seseorang

yang jangan-jangan tidak pernah menangis untuk kita

Jangan habiskan waktu memikirkan seseorang

yang boleh jadi tidak pernah memikirkan kita

Hidup ini memang kadang ganjil sekali,

Ada milyaran orang, tapi kita menambatkan hati hanya pada satu orang saja

Ada berjuta kesempatan, tapi kita memilih satu saja

Hidup ini memang kadang rumit sekali,

Ada banyak hari esok, tapi kita tidak beranjak

Terlalu banyak hari kemarin, tapi kita terus terbenam

Hidup ini memang kadang menyebalkan sekali,

Ada begitu banyak tempat, tapi kita masih di situ-situ saja

Ada begitu banyak pilihan kendaraan, tapi kita tidak segera naik

Masih saja di sana. Menatap kosong kesibukan sekitar.

Sungguh, jangan habiskan waktu kita

Untuk seseorang yang tidak pernah tahu

Bahwa kita menghabiskan waktu demi dia.

#Tere Liye

Cara Melupakanmu

Waktu engkau membuatku jatuh cinta, engkau mengajariku keindahan dari keceriaan, cara menikmati matahari tenggelam, cara meresapi kemerduan dari kesenyapan, dan cara tersenyum dan tertawa. Tapi saat engkau pergi meninggalkanku, engkau belum sempat mengajariku cara melupakanmu. (Mario Teguh)

Bahagia itu Dekat

Seringkali kita mencarinya terlalu jauh kemana-mana. Padahal bahagia itu dekat. Ada pada setiap hati yang bersyukur. Kalbu yang mampu melihat dengan jelas deretan karunia yg Alloh limpahkan kepadanya, dan bukan sibuk menghitung apa yang tidak dia miliki (Asma Nadia)

Sedih luar biasa adalah ketika kau pergi ditinggalkan oleh orang-orang yang kau sayangi secara berturut-turut. Namun memilih pilihan untuk ditinggalkan itu lebih baik karna setidaknya engkau memilih untuk masih bisa bersamanya sedikit lebih lama.

Masih teringat jelas bulan januari lalu bahwa kos ini masih begitu ramai dengan aktivitas penghuninya. Ya, kalau dikatakan ramai juga tidak. Karna kos sederhana ini hanya terdiri dari empat orang penghuni saja. Sederhana memang, karena hanya ada 3 kamar yang dihuni empat orang. CIMG8383

Di mulai dari sudut kamar pojok itu, kamar yang paling kecil namun   membuat nyaman siapapun yang masuk di dalamnya. Tak pernah kulihat ia mengeluh dengan ukuran kamarnya  walau mungkin kamar itu berkali-kali lipat lebih kecil dibanding kamar di rumahnya. Walaupun ia harus membayar sama dengan kamar lain yang ukurannya relatif lebih besar. Biasanya kulihat ia sedang membaca buku, tilawah, muroja’ah, mengerjakan tugas kantor atau sekedar menghabiskan waktunya selepas lelah pulang bekerja dengan menonton film kesukaannya.. Kadang di pojok kamar itu pula kami habiskan waktu untuk berdiskusi ringan tentang apapun, sambil bersenda gurau. Sosoknya yang terkesan cuek namun sungguh mempunyai perhatian luar biasa pada saudaranya. Tapi di awal bulan ini, kamar itu kosong tanpa sosoknya. Hanya ada sepotong kasur tanpai sprei serta lemari plastik dan cermin yang tersisa di dalamnya. Kamar itu resmi ditinggal penghuninya yang baik hati pindah ke kos lain.

Lanjut Baca »